Mengenal Wolbachia, Inovasi Teknologi Pembasmi DBD Karya Bill Gates

Photo of author
Penulis Nanyak

News - Lifestyle - Review - Showbiz - Heritage

Istilah Wolbachia tiba-tiba muncul dan membuat heboh di Indonesia. Lalu apakah Wolbachia itu?

Benarkah nyamuk Wolbachia ini adalah hasil rekayasa genetika yang berbahaya?

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini Nanyak akan beberkan segala hal mengenai Wolbachia ini.

Sejarah Wolbachia

Dilansir dari cnbcindonesia.com, Wolbachia adalah nyamuk yang dikembangbiakkan oleh Bill Gates, pendiri Microsoft yang juga seorang Miliarder asal Amerika Serikat.

Nyamuk Wolbachia ini dikembangkan di dalam bangunan bata berlantai dua di Medellin, Kolombia oleh para ilmuwan yang bekerja berjam-jam di laboratorium yang lembab untuk mengembangbiakkan jutaa nyamuk.

Para ilmuwan memenuhi setiap kebutuhan serangga saat tumbuh hingga kepompong dewasa, menjaga suhu dan memberi makanan ikan, gula dan darah.

Bill Gates menulis melalui blog pribadinya bahwa nyamuk Wolbachia ini menakjubkan dan sangat efektif mencegah penyakit.

Wolbachia dapat menghalangi penularan demam berdarah dan virus lainnya seperti Zika, Chikungunya dan demam kuning ke manusia.

Cara Kerja Nyamuk Wolbachia

Dilansir dari krjogja.com, nyamuk Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti pembawa penyakit demam berdarah sehigga virus dengue tidak akan dapat menular ke dalam tubuh manusia yang digigitnya.

Jika nyamuk aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina, maka virus dengue pada nyuk betina kan terblok.

Jika nyamuk aedes aegypti betina berwolbachia kawin dengan aedes aegypti jantan, maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

Di Indonesia sendiri, teknologi wolbachia yang digunakan, diimplementasikan dengan metode “penggantian”, dimana baik nyamuk jantan dan nyamuk betina wolbachia dilepaskan ke populasi alami. Tujuannya agar nyamuk betina kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan anak-anak nyamuk yang mengandung wolbachia. Pada akhirnya, hampir seluruh nyamuk di populasi alami akan memiliki wolbachia.

Wolbachia Bukan Rekayasa Genetika

Mengutip dari rilis Kementrian Kesehatan, Kementerian kesehatan menerapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Efektivitas teknologi wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Teknologi yang digunakan bukan kategori dari rekayasa genetika.

Wolbachia sendiri adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk. Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya. Ini merupakan sifat alami dari bakteri wolbachia. Wolbachia sendiri telah ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus secara alami.

“Bakteri wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium. Secara materi genetik baik dari nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan, identik dengan organisme yang ditemukan di alam” ungkap Peneliti Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD

“Wolbachia secara alami terdapat pada lebih dari 50% serangga, dan mempunyai sifat sebagai simbion (tidak berdampak negatif) pada inangnya. Selain itu, analisis risiko yang telah dilakukan oleh 20 ilmuwan independen di Indonesia menyimpulkan bahwa risiko dampak buruk terhadap manusia atau lingkungan dapat diabaikan” lanjut prof Uut

Wolbachia di Indonesia

Teknologi Wolbachia melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional).

Sebagai pilot project di Indonesia, dilaksanakan di lima kota yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.

Sebelumnya pemanfaatan teknologi Wolbachia juga telah dilaksanakan di tiga belas negara lain dan hasilnya terbukti efektif untuk pencegahan Dengue. Adapun negara yang dimaksud adalah Australia, Brazil, Colombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, dan Meksiko.

Mengutip dari rilis Kementerian kesehatan tentang ujicoba Wolbachia di Yogyakarta pada tahun 2022 terbukti efektif.

Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, dr. Riris Andono Ahmad MPH, Ph.D menambahkan, uji coba nyamuk ber wolbachia yang sebelumnya dilakukan di Yogyakarta pada tahun 2022 terbukti efektif.

“Hasilnya, di lokasi yang telah disebar wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77%, disamping menurunkan kebutuhan rawat inap pasien dengue di rumah sakit sebesar 86%.” jelas dr. Riris.

“Angka kejadian DBD di Indonesia masih tinggi dengan angka kematian yang tinggi terutama pada kelompok anak-anak, selain itu masih banyak daerah yang melaporkan kejadian luar biasa akibat DBD. Ini akan menyelamatkan anak anak kita ke depannya” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), dr Imran Pambudi.

TERKINI

TOPIK

Aplikasi Army Festival Day Arti Mimpi Arti Mimpi Ular BTS Cara Daftar Harga Film Free FIre Game Gempa Gempa Hari Ini Gempa Larantuka - NTT Gempa Malang Instagram Internet Internet Wifi Kota Malang Kuliner Kumpulan Doa Lirik Lagu Live Streaming Manchester United MyRepublic OVO Paket Internet PDAM Kota Malang Pendidikan Perumda Tugu Tirta Piala AFF Profil Ramadan Ramadhan Rekomendasi Saham Resep Surat Al-Quran Teknologi Timnas Indonesia Toyota Universitas Brawijaya Vaksin COvid-19 Video Viral Whatsapp Wisata